Oleh : M. Ibnu Saefullah
Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarnao berkata “Berikan aku 10 pemuda, maka akan ku guncangkan dunia”, Indonesia menunjukkan bahwa golongan muda (pemuda) memiliki peran yang sangat penting dalam setiap perubahan yang mewarnai negeri ini. Dimulai pada tahun 1908 yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan tonggak awal peran pemuda dalam mengawal perubahan bangsa, hingga pada tahun 1998 lewat gerakan mahasiswa, di mana golongan pemuda kembali mempersembahkan perubahan negeri ini lewat momentum reformasi yang sejalan mengarahkan bangsa ini pada episode baru kehidupan berdemokrasi.
Lain dulu lain sekarang, pemuda saat ini yang seharusnya meneruskan estafet para pembaharu kemerdekaan seperti terlena dengan fasilitas yang tersedia pasca kemerdekaan yang susah payah diperjuaangkan dengan darah dan air mata.
penomena pemuda saat ini sangatlah mengkhawatirkan,pemuda seolah kehilangan tujuannya, tingkat pendidikan saat ini memang sudah lebih baik dari tahun ketahun namun apakah karakter dari pemuda saat ini sepeti apa yang di ajarkan didalam kelas, sekolah yang sejatinya dapat membentuk karakter dan tunas bangsa ternyata tidak cukup mampu membentuk karakter anak bangsa, secara teori sangatlah mungkin terkuasai tetapi sikap dan mental nol besar.
Idealnya pemuda seharusnya berkarakter dinamis, berkemauan keras dan nasionalis bertolak belakang dengan keadaan sekarang yang cenderung materialistis, modis, alay, hedonism dan mudah menyerah, lantas siapa yang bertanggung jawab atas merosotnya mental generasi bangsa ini ?.
Tampaknya media entertainment saat ini telah mengambil alih sarana pembentukan karakter pemuda Indonesia saat ini, seharusnya penyelenggara pemerintah dalah hal ini khususnya KPI (komisi penyiaran Indonesia) harus lebih peka melihat dampak negative terhadap mental tunas bangsa ini yang ditimbulkan oleh acara-acara televisi yang tidak mendidik dan bahkan sebenarnya adalah pembodohan dan perusakan karakter.
Lihat saja beberapa acara sinetron yang menye-menye, acara music yang menampilkan band-band cengeng dengan tema cinta melulu, sakit hati, menangis dan selebihnya mesum, belum lagi acara-acara seperti misteri yang sangat tidak ada manfaatnya, sebut saja acara misteri “Jalan-jalan tukul”, “dua dunia” dan sebagainya yang jelas-jelas itu tidak mendidik.
Bahkan saat ini bukan hanya pemuda saja yang diserang acara-acara televisi tak bermutu, sekilas kita akan merasa bangga melihat anak-anak berbakat tampil diatas panggung seperti acara “Indonesia mencari bakat” atau “X-Factor”, tanpa kita sadari kita telah memberikan pengertian yang salah terhadap tunas bangsa, anak-anak usia 7 s/d 12 tahun yang seharusnya disuguhi informasi yang tepat malah disuguhi acara tersebut yang jelas dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikirnya, anak-anak akan cenderung bercita-cita menjadi seorang artis daripada menjadi dokter atau guru karena baginya, tenar itu lebih hebat dari pada menjadi ilmuan, karena acara seperti itu sering dipertontonkan anak-anak akan kehilangan cita-cita luhur, belum lagi ditambah acara-acara yang merusak akal sehat seperti sinema-sinema “indosiar” mempertontonkan yang mustahil dimana seorang anak kecil mampu terbang memiliki kesaktian dan sebagainya, wah… wah.. wah.. sangat memprihatinkan.
Jika Negara ini peduli terhadap generasi bangsa, seharusnya pemerintah melalui KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) harus lebih peka terhadap acara-acara televisi yang berkembang saat ini, tengoklah film yang mendidik ditahun 1990 an seperti “Si Doel Anak Sekolahan” dan “keluarga Cemara” yang jelas sangat berbobot dan mendidik.
Beberapa stasiun televisi seperti Metro TV, TV One dan Kompas TV yang mampu memerankan perannya dengan baik sebagai media yang mendidik, semoga stasiun televisi yang lainnya juga mampu meniru untuk menjadi stasion televisi yang lebih cerdas dan lebih mendidik, untuk Negara yang lebih baik diperlukan anak muda yang sehat, sehat pikirannya, sehat pengertiannya, tinggi semangat juangnya, pantang menyerah dan tentu saja berakhlaq.
Untuk Indonesia yang lebih baik mari berikan pengertian yang benar kepada tunas bangsa.